Lampung menghadirkan ragam agrowisata menarik yang mengangkat ekonomi lokal, seperti kebun kopi berpanorama indah, kebun durian autentik, budidaya lebah madu, hingga kebun melon untuk wisata edukasi.
Bandarlampung (Progres.co.id): Agrowisata kian menjadi tren di era pariwisata berkelanjutan. Di Indonesia, potensi ini mulai digarap serius untuk mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal, melestarikan lingkungan, sekaligus mendukung program ketahanan pangan nasional.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, Bobby Irawan, menyebut agrowisata sebagai peluang baru yang dapat menjadi andalan pariwisata daerah.
“Lampung memiliki kekayaan alam dan hasil pertanian yang luar biasa. Dengan pendekatan agrowisata, kita tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat,” ujar Bobby, Senin (6/1/2025) sore.
Bobby menambahkan bahwa lokasi-lokasi seperti Agropark PKK Sabah Balau, kebun kopi di Lampung Barat dan Tanggamus, kebun durian di sekitaran Bandarlampung dan Pesawaran, memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut.
“Dengan promosi yang tepat, fasilitas pendukung yang memadai, dan kolaborasi dengan pelaku usaha wisata lokal, agrowisata dapat menjadi salah satu andalan pariwisata Lampung,” tambahnya.
Agrowisata ini menggabungkan aktivitas wisata dengan sektor pertanian, memberikan pengalaman berbeda bagi wisatawan. Selain itu, agrowisata juga membuka peluang bagi petani untuk memperluas pasar melalui produk-produk segar dan olahan khas daerah.
“Misalnya, wisata di Desa Wisata Rigis Jaya Lampung Barat yang tidak hanya menarik kunjungan wisatawan untuk menikmati panorama kebun kopi, tetapi juga memberikan edukasi tentang proses pengolahan kopi. Ini sangat menarik bagi generasi muda dan wisatawan nasional maupun internasional,” jelas Bobby.
Dinas Pariwisata Provinsi Lampung selama ini telah melakukan sejumlah program untuk mendorong pengembangan agrowisata. Termasuk pelatihan bagi pelaku usaha hingga promosi melalui platform digital.
Pelatihan yang rutin diadakan seperti; pelatihan pengelolaan desa wisata, pelatihan pemandu lokal, uji kpmpetensi pemandu lokal, pelatihan pemasaran digital, dan lainnya.
“Kami terus mendorong sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha agar sektor ini berkembang lebih maksimal. Harapannya, agrowisata dapat menjadi ikon baru pariwisata di tingkat lokal maupun nasional,” kata Bobby.
Agrowisata Lampung diharapkan tidak hanya menjadi alternatif wisata, tetapi juga solusi untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat lokal. Dengan segala potensinya, Lampung siap menjadi primadona baru dalam sektor agrowisata nasional.
Menurut Bobby, kunci keberhasilan pengembangan sektor ini adalah keterlibatan masyarakat lokal, keterlibatan pelaku pariwisata, dukungan pemerintah, dan promosi yang berkelanjutan.
“Semua pihak harus bergerak bersama. Kami optimistis agrowisata bisa memberikan dampak positif, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan,” tutup Bobby.








