Di era yang serba cepat seperti sekarang, sektor pertanian tak bisa lagi hanya bertumpu pada cara-cara konvensional. Modernisasi adalah keniscayaan. Menjawab tantangan ini, Pemerintah Provinsi Lampung, melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH), memperkenalkan konsep Pertanian Terpadu.
Bandar Lampung (Progres.co.id): MENURUT Kepala Dinas KPTPH, Bani Ispriyanto, dunia tengah menghadapi ancaman serius berupa krisis pangan akibat kekeringan yang ditimbulkan oleh Fenomena El Niño 2023.
“Indonesia, dengan populasi terbesar keempat di dunia, masih belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Saat ini, kita belum mencapai swasembada pangan,” ujar Bani dalam acara Gebyar Pertanian Modern bertema “Pertanian Terpadu dalam Mendukung Swasembada Pangan” di Hotel Novotel, Bandar Lampung, Senin (23/12/2024).
Sedangkan, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto secara gencar mengejar target swasembada pangan. “Yang tadinya ditargetkan tiga tahun, kini dimajukan menjadi dua tahun,” tambahnya.
Bani menjelaskan bahwa Provinsi Lampung, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, memegang peran strategis dalam mencapai target ini. Saat ini, Lampung merupakan produsen padi terbesar keenam di Indonesia, setelah Sumatera Selatan.
Kementerian Pertanian bahkan telah menetapkan target luas panen untuk Lampung pada tahun 2025 sebesar 1.034.205 hektare. “Ini merupakan lonjakan peningkatan yang cukup tinggi. Untuk itu, bagi semua pihak terkait diharapkan dapat bekerja sama untuk mencapai target swasembada pangan ini,” kata Bani.
Sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, sektor pertanian kini harus mulai bekerja sama dengan TNI hingga aparat kepolisian. “Selain itu juga kita membutuhkan dukungan dari Pupuk Indonesia, Bulog, BPS dan lainnya. Karena mau bekerja sekeras apa pun kita, jika tidak tercatat dalam BPS maka tidak ada hasilnya,” jelas Bani.
Untuk mengejar target ini, Lampung tidak hanya mengandalkan penambahan lahan, tetapi juga peningkatan produktivitas. Di sinilah teknologi pertanian modern memainkan peran kunci. Pertanian terpadu hadir sebagai solusi dengan mengintegrasikan berbagai aspek dalam satu sistem yang efisien dan berkelanjutan.
Inovasi pertanian terpadu hadir dengan 7 layanan di antaranya, layanan penebusan pupuk, layanan alsintan, layanan stabilitas uji, layanan opd, layanan peminjaman KUR (Kredit Usaha Rakyat), dan layanan asuransi pertanian.
Melalui acara Gebyar Pertanian Modern tahun 2024, pemerintah berharap para petani semakin terbuka terhadap konsep pertanian yang maju dan berkelanjutan. Acara ini juga menjadi ajang apresiasi bagi kabupaten/kota, penyuluh, dan para pelaku sektor pertanian yang berkontribusi dalam mewujudkan program ini secara mandiri.
“Tujuannya agar petani Lampung tidak hanya mengenal, tetapi juga mengimplementasikan pertanian modern yang berbasis teknologi. Dengan begitu, kesejahteraan petani dan semua pihak yang terlibat dapat tercapai,” tutup Bani.(*)








