Gapoktanhut Alam Pala Lestari Desa Penyandingan Marga Punduh Pesawaran Bangun Kandang Kambing Terkoneksi Harmonis dengan Alam - Yopie Pangkey

Gapoktanhut Desa Penyandingan Bangun Kandang Kambing Terkoneksi, Harmonis dengan Alam

0 Comments
Gapoktanhut Alam Pala Lestari Desa Penyandingan Marga Punduh Pesawaran Bangun Kandang Kambing Terkoneksi Harmonis dengan Alam - Yopie Pangkey
Ketua Gapoktanhut Alam Pala Lestari, Saeful Hamzah, di kandang kambing ‘Terkoneksi’ yang idenya didapat melalui video tutorial di Youtube. (Foto: Yopie Pangkey/Progres.co.id)

Gapoktanhut Desa Penyandingan Bangun Kandang Kambing Terkoneksi, Harmonis dengan Alam

0 Comments

Desa Penyandingan menemukan harmoni manusia dan alam melalui kandang kambing terkoneksi yang meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga kelestarian hutan dan mendukung ketahanan pangan lokal.

Pesawaran (Progres.co.id): Desa Penyandingan di Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, menyuguhkan pemandangan khas sore hari yang memanjakan mata. Deretan rumah sederhana menghadap langsung ke perbatasan Hutan Register 20 Pematang Kuboato, menciptakan suasana tenang nan asri.

Di jalan-jalan desa, lalu lalang petani terlihat membawa hijauan hasil ramban dari dalam hutan untuk pakan ternak kambing mereka. Aktivitas ini menjadi gambaran harmonis antara masyarakat dan alam.

Namun, ada hal menarik di desa ini yang menjadi perhatian: kandang kambing “terkoneksi” yang dibangun oleh Gapoktanhut Alam Pala. Kandang ini bukan kandang biasa. Dirancang sedemikian rupa, kandang ini mampu memisahkan air seni dan kotoran kambing secara otomatis.

Air seni menjadi Pupuk Organik Cair (POC), sedangkan kotorannya menjadi Pupuk Organik Padat (POP).

Teknologi sederhana namun inovatif ini dipelajari langsung oleh Saeful Hamzah, Ketua Gapoktanhut Alam Pala Lestari, melalui video tutorial di media sosial YouTube.

Meningkatkan Manfaat Limbah Kambing

Foto Gambar Kandang Kambing Terkoneksi - Saeful Hamzah
Pemisahan air seni kambing menjadi Pupuk Organis Cair (POC) dan kotorannya menjadi Pupuk Organik Padat (POP). di bagian belakang kandang. (Foto: dok Saeful Hamzah)

Menurut Saeful Hamzah, metode ini sangat memudahkan pengelolaan limbah ternak dan memberikan manfaat lebih bagi lingkungan dan petani.

“Dengan memisahkan air seni dan kotoran kambing, kami bisa memanfaatkan limbah tersebut menjadi pupuk organik yang berkualitas. Ini membantu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kesuburan tanah,” ujar Saeful kepada Proges.co.d saat ditemui di lokasi kandang, Selasa (7/1/2025) sore.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif RBP REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) GCF Output 2 yang dijalankan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Pesawaran.

Lokasinya berada di kawasan hutan Register 20 Pematang Kuboato. Inisiatif ini bertujuan mengurangi emisi karbon sekaligus mendukung kelestarian lingkungan.

Ternak Kambing dan Kelestarian Hutan

Menurut Saeful, hubungan antara ternak kambing dan kelestarian hutan adalah saling melengkapi.

“Dengan adanya ternak kambing, kami semakin sadar akan pentingnya menjaga hutan. Jika hutan rusak, maka sumber pakan ternak kami juga hilang. Jadi, menjaga kelestarian hutan juga berarti menjaga ketahanan pangan kami,” jelas Saeful.

“Setiap hari pasti petani menanam sumber pakan, seperti gamal, gemelina, kaliandra, rumput odot, indigofera,” tuturnya.

Ia menambahkan, ternak kambing memberikan solusi ekonomi bagi masyarakat setempat. Selain hasil ternak, limbahnya diolah menjadi pupuk yang digunakan untuk bercocok tanam.

Saeful juga menceritakan bahwa ternak kambing memiliki nilai lebih bagi petani karena dapat berfungsi sebagai tabungan maupun investasi.

“Saat ada kebutuhan mendesak, ternak kambing bisa dijual dengan cepat untuk mendapatkan uang. Jadi, selain menjaga hutan, ternak ini juga menjadi sumber penghidupan jangka pendek dan jangka panjang bagi kami,” jelasnya.

Apresiasi dari Dinas Kehutanan

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah, mengapresiasi kreativitas anggota Gapoktanhut Alam Pala Lestari dalam mendukung program RBP REDD+ GCF Ouput 2.

“Anggota Gapoktanhut ini sangat kreatif. Mereka memanfaatkan teknologi sederhana yang berdampak besar untuk peternakan, juga bagi lingkungan, keberlanjutan hutan, dan sumber protein untuk ketahanan pangan,” ungkap Yanyan melalui pesan WhatsApp.

“Kandang terkoneksi ini adalah bukti nyata bahwa masyarakat desa bisa menjadi pelopor dalam menjaga lingkungan,” ia menambahkan.

Dengan keberadaan kandang kambing “terkoneksi” ini, manfaat ganda pun dirasakan oleh masyarakat Desa Penyandingan. Di satu sisi, hasil dari peternakan kambing meningkatkan ekonomi warga. Sementara di sisi lain, praktik ini turut mendukung upaya pelestarian hutan di Lampung.

“Kambing dan hutan sebenarnya saling terhubung. Dengan memelihara kambing, mereka belajar untuk menghargai apa yang diberikan alam. Hutan menyediakan pakan ternak, dan mereka berusaha menjaga keseimbangannya,” terang Yanyan.

“Ini juga menjadi bukti bahwa KPH telah bekerja di lapangan untuk memberikan pendampingan dan pembinaan kepada petani hutan,” tutupnya.

Further reading