Hadapi Tantangan Produksi, Dinas KPTPH Siapkan Jurus Penangkal

0 Comments

Menjaga ketersediaan pangan serta mendorong peningkatan produksi pertanian merupakan tugas pokok banyak pihak. Namun, tantangan yang dihadapi juga berlipat. Salah satunya makin menyempitnya lahan persawahan.

Bandarlampung (Progres.co.id): MENYIKAPI hal tersebut Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung menggelar rapat “Penyusunan Sasaran Produksi Tanaman Pangan Tahun 2025”.

Kegiatan ini menghadirkan para narasumber dari Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung, serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Lampung.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas KPTPH, Bani Ispriyanto, menekankan pentingnya perencanaan produksi yang matang guna mendukung target pencapaian produksi pangan di tahun mendatang. Menurutnya, sektor pertanian memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi 9 juta penduduk Lampung.

“Penyusunan sasaran ini mencakup target luas tanam, luas panen, produktivitas dan total produksi yang ingin dicapai pada tahun 2025,” kata Bani, Kamis (26/9/2024).

Dirinya juga menyampaikan, Provinsi Lampung berkomitmen untuk meningkatkan produksi melalui berbagai strategi. Di antaranya seperti percepatan tanam, penyediaan benih unggul, serta optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, dan pengembangan padi gogo.

Lebih lanjut Bani menguraikan, pada 2024 ini, Lampung telah mengalokasikan kegiatan optimalisasi lahan rawa seluas 28.202 hektar, pompanisasi seluas 45.625 hektar, serta pengembangan padi gogo di lahan seluas 4.350 hektar. Adapun lokasinya tersebar di beberapa kabupaten yakni Lampung Tengah, Lampung Timur, Mesuji dan Tulang Bawang.

Selain itu Kadis KPTPH turut menyoroti pentingnya peningkatan produksi komoditas lain seperti jagung, ubikayu, ubijalar, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Tiada lain tujuannya guna menciptakan diversifikasi pangan yang kuat.

Ditambahkannya, pada Rakortek Februari 2024 lalu, Lampung mendapatkan target produksi tahun 2025 sebesar 2.832.483 ton GKG untuk padi, 1.723.753 ton pipilan kering untuk jagung, 7.098 ton untuk kedelai, serta 7.555.526 ton untuk ubikayu dan ubi jalar.

“Di sisi lain, kita turut menghadapi tantangan semakin berkurangnya luas baku sawah (LBS),” ungkap Bani. LBS adalah luas lahan sawah yang ditetapkan oleh pemerintah. Peta LBS dibuat oleh Kementerian ATR/BPN.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 446.1/SK-PG.03.03/V/2024, LBS Provinsi Lampung berkurang 6,7% dari 361 ribu hektar menjadi 337 ribu hektar.

“Seperti kendala lain, tantangan berkurangnya LBS ini tentu perlu disiasati. Paling tidak kita dituntut untuk lebih inovatif dalam mencari strategi dalam meningkatkan produksi,” kata Bani.

Oleh karena itu, sambungnya, sinergi antarlembaga serta pemanfaatan sumber daya yang ada sangat diperlukan. Terutama dalam mencapai target yang telah ditetapkan.

Terkait hal tersebut, Bani mengajak seluruh pihak, termasuk para penyuluh pertanian dan petugas pengendali organisme pengganggu tanaman, untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan bersama.

Dia juga berharap melalui kegiatan penyusunan sasaran ini, para pemangku kebijakan di tingkat kabupaten/kota dapat mempersiapkan segala sesuatunya dalam menetapkan target. Sehingga target yang ditetapkan dapat realistis dan terukur untuk musim tanam tahun 2025 yang akan dimulai pada Oktober 2024. (*)

Further reading