Mengapa Harga Jagung Petani di Lampung Tak Kunjung Membumbung?

Ada trend kenaikan harga jagung kering pipilan di Lampung pada pekan ini di banding pekan lalu. Namun belum mampu menembus harga acuan pembelian tingkat produsen/petani Rp5.500/kg.

Bandarlampung (Progres.co.id): Mengamati panel harga Badan Pangan Nasional (BAPANAS) menggambarkan bahwa pergerakan harga jagung kering pipilan di Lampung cenderung positif namun berjalan sangat lamban.

Hal ini diduga disebabkan masih rendahnya penyerapan yang dilakukan oleh Bulog Lampung yang saat ini sepertinya lebih fokus menyerap gabah petani.

Harga rata-rata jagung kering pipilan tingkat petani di Lampung pada 5 Maret 2025 sudah mencapai Rp4.900, atau jauh lebih baik dibanding minggu lalu sebesar Rp4.852/kg. Bahkan jauh lebih baik dibanding harga rata-rata periode yang sama tahun lalu yang kala itu terperosok sangat dalam sebesar Rp2.925/kg.

Selain itu, Progres juga mencermati adanya disparitas harga antar wilayah dalam besaran Rp1.500/kg.

Disparitas harga tersebut menimbulkan perbedaan harga yang jomplang antara harga tertinggi dan terendah antar kabupaten.

Panel harga BAPANAS mencatat harga jagung kering pipilan terendah di Lampung terjadi di Lampung Tengah, yakni sebesar Rp4.000/kg.

Sedangkan harga tertinggi dinikmati oleh petani di Lampung Selatan, yakni seharga Rp5.500/kg.

Harga Jagung Tingkat Produsen

Sementara harga rata-rata jagung tingkat peternak di Lampung tercatat seharga Rp6.011/kg atau sudah melampaui harga acuan sebesar Rp5.800/kg.

Fluktuasi harga masih terjadi dalam besaran tipis. Selain itu, disparitas harga antar wilayah terjadi dalam rentang cukup besar.

Harga jagung tingkat peternak terendah terjadi di Kabupaten Pringsewu, yakni sebesar Rp5.500/kg.

Harga tertinggi terjadi di Kota Metro yang sudah menembus Rp6.800/kg.(*)

Further reading