Rekrutmen Polri 2025 Jalur Bakomsus Terbuka Bagi Lulusan SMK Pertanian

0 Comments

Rekrutmen Polri 2025 Jalur Bakomsus Terbuka Bagi Lulusan SMK Pertanian

0 Comments

Rencana pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasional nampaknya bukan isapan jempol belaka. Berbagai pihak diarahkan mendukung pelaksanaannya. Polisi termasuk bagian yang dilibatkan.

Jakarta (Progres.co.id): KETERLIBATAN itu tercermin dari munculnya niatan Polri merekrut bintara kompetensi khusus (bakomsus) lulusan SMK jurusan pertanian. Tujuannya untuk mempersiapkan personil Polri yang dapat berkontribusi aktif menyukseskan program pemerintah di bidang ketahanan pangan.

“Rekrutmen Polri tahun 2025 jalur Bakomsus terbuka kesempatan bagi lulusan SMK pertanian. Ini komitmen kita mendukung pemerintah mewujudkan ketahanan pangan,” kata Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia, Irjen Pol Dedi Prasetyo, dalam arahannya di Rakorbin SDM Polri dan PNS Polri Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Dia menegaskan, dukungan dan komitmen Polri ditujukan pada visi pemerintahan Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Irjen Dedi memerintahkan seluruh Polda, melalui Kepala Biro SDM jajaran, untuk mewajibkan tanam jagung yang rencananya akan dilakukan serentak.

“Polri mendukung program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” tegasnya. Pada pihak lain, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyambut baik komitmen tersebut. Andi berterima kasih atas gagasan Irjen Dedi.

“Ini gagasan luar biasa. Kami keluarga petani seluruh Indonesia mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya. Dengan dukungan Kepolisian seluruh Indonesia kami sangat yakin swasembada dan Indonesia menjadi lumbung pangan akan diraih dalam waktu cepat,” ungkapnya, yang hadir dalam acara dan menyampaikan paparan tentang strategi mencapai kemandirian pangan Indonesia Emas 2045.

Andi menyebut Indonesia memiliki sumber alam yang subur, jumlah SDM terutama dari generasi Z yang banyak, dan didukung teknologi pertanian cita-cita menuju negara superpower dalam hal pangan.

Andi melanjutkan, untuk mendukung hal tersebut pemerintah harus memastikan distribusi bantuan pemerintah bisa merata dan tepat sasaran. “Untuk penyaluran peralatan dan pupuk bersubsidi kita butuh pengawalan agar sampai ke masyarakat yang membutuhkan dan tidak disalahgunakan,” lanjut Andi.

Untuk diketahui, Polri dan Kementerian Pertanian menandatangani Nota Kesepahaman atau MOU tentang Sinergitas Tugas dan Fungsi Pada Pembangunan Pertanian pada April 2024. MOU ini meliputi pertukaran dan pemanfaatan data dan atau informasi, bantuan pengamanan, dukungan satuan tugas pangan Polri dalam Pembangunan pertanian, penegakan hukum, peningkatan kapasitas dan pemanfaatan sumber daya manusia, pemanfaatan prasarana dan atau sarana.

Tujuan dari MOU ini untuk mengoptimalkan sinergisitas tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan pembangunan pertanian.

Data SSDM Polri, selama ini banyak anggota Polri yang dengan inisiatif pribadi menggerakkan masyarakat agar sektor pertanian di desa-desa berdaya. Di antaranya Banit 3 Sat Reskrim Polres Keerom Bripka Batias Yikwa menggerakkan warga untuk membuka lahan pertanian baru di Keerom, Papua. Dia mengajak petani ubi dan singkong di Kampung Baburia menanam timun, jagung, kacang, hingga keladi.

Kemudian Iptu Hotma Patuang Anggari Manurung memberdayakan para duda yang ditinggal istrinya di Desa Ranca Iyuhl, dengan menggagas Kelompok Tani dan Ternak Yudistira. Iptu Hotma telah mengumpulkan 12 orang yang tergabung dalam kelompok tani dan ternak. Setelah berjalan setahun mereka mampu mengelola lahan pertanian seluas 5 hektar dan memiliki puluhan ternak.

Lalu Bhabinkamtibmas Desa Sepunggur, Bathin II Babeko, Bungo, Jambi, Bripka Arjunif yang menyulap Areal bekas galian penambangan emas tanpa izin (PETI) menjadi embung. Di mana embung tersebut berfungsi sebagai sumber air warga, baik untuk perkebunan maupun budidaya ikan.

Selanjutnya polisi di Merauke yakni AKP Makuf Suroto yang menata cikal bakal Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Sota dengan menanami sayuran, pohon buah, dan bunga-bunga. Dalam membangun Sota melalui pertanian, ia kerap melibatkan penduduk setempat baik masyarakat transmigrasi maupun penduduk lokal asli Papua. Ia mengajarkan masyarakat untuk bercocok tanam sayur-sayuran dan buah-buahan. (*)

Further reading