Ekonomi biru menjadi salah satu fokus pemerintah dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Konsep ini mengedepankan pemanfaatan sumber daya laut secara bijak untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak ekosistem. Inisiatif yang dilakukan SMKN 6 Bandarlampung sejalan dengan prinsip ini, di mana hasil laut diolah menjadi produk bernilai tambah tanpa meninggalkan limbah yang mencemari lingkungan.
Bandarlampung (Progres.co.id): Lampung dikenal sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi kelautan luar biasa. Dengan laut yang luas dan kekayaan sumber daya perikanan yang melimpah, wilayah ini menjadi salah satu lumbung hasil laut nasional.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa melimpahnya hasil laut belum sepenuhnya diimbangi dengan pengolahan yang optimal, sehingga sering kali ikan dan hasil laut lainnya dihargai rendah oleh konsumen. Hal ini tentu merugikan nelayan yang telah berjuang keras di tengah lautan.
Melihat tantangan ini, SMKN 6 Bandarlampung mengambil langkah inovatif dengan mengolah hasil perikanan menjadi produk diversifikasi bernilai tambah. Program ini tidak hanya menjadi solusi atas rendahnya nilai jual hasil laut, tetapi juga berperan penting dalam mendukung konsep ekonomi biru yang berkelanjutan.
Diversifikasi Produk Perikanan Sebagai Solusi
Melansir laman vokasi.kemdikbud.go.id pada akhir Desember 2024, Guru Konsentrasi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan (APHPi) SMKN 6 Bandarlampung, Rosza Mardiana, mengungkapkan bahwa upaya diversifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual hasil laut sekaligus memberikan keterampilan praktis kepada para siswa.
Melalui kegiatan Teaching Factory (Tefa), SMKN 6 berhasil menciptakan berbagai produk inovatif berbahan dasar ikan lokal.
Rosza Mardiana mengungkapkan, SMKN 6 B Bandarlampung ingin menyiapkan generasi muda yang tidak hanya terampil, tetapi juga kreatif dalam memanfaatkan potensi lokal.
“Diversifikasi produk perikanan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagaimana pendidikan dapat berkontribusi langsung terhadap penguatan ekonomi daerah,” jelas Rosza.
Beberapa produk unggulan yang dihasilkan siswa SMKN 6 Bandarlampung meliputi:
- Abon ikan: Produk olahan ikan berbentuk serat halus dengan cita rasa khas yang cocok sebagai pelengkap hidangan.
- Empek-empek: Kudapan tradisional khas Palembang yang diolah dengan bahan dasar ikan lokal.
- Kerupuk ikan: Cemilan renyah berbahan ikan yang memiliki daya simpan lama dan cocok untuk pemasaran luas.
Pendidikan Berbasis Praktik dan Wirausaha
Kegiatan teaching factory di SMKN 6 tidak hanya berfokus pada pengolahan hasil laut, tetapi juga pada pembekalan keterampilan kewirausahaan. Para siswa diajarkan strategi pemasaran, pengelolaan keuangan, dan inovasi produk untuk membangun usaha mandiri.
Langkah ini bertujuan mencetak lulusan yang tidak hanya berkompeten secara teknis, tetapi juga memiliki jiwa wirausaha.
“Selain menyiapkan lulusan yang berkompeten, kami juga ingin memastikan bahwa kehadiran SMK turut memberikan kontribusi dalam pemberdayaan ekonomi lokal,” ujar Rosza.
Kemitraan untuk Pemasaran Lebih Luas
Untuk memperluas jangkauan pemasaran produk, SMKN 6 Bandarlampung menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. Kolaborasi ini membuka peluang pemasaran yang lebih luas dan memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar.
Dalam konsep ekonomi biru yang mengedepankan keberlanjutan, langkah ini sejalan dengan visi menciptakan industri perikanan yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga ramah lingkungan.
Melalui inovasi ini, SMKN 6 Bandarlampung turut berkontribusi pada pengembangan pendidikan vokasi, juga menginspirasi masyarakat untuk memanfaatkan potensi lokal secara optimal.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Daerah
Rosza menuturkan, program diversifikasi hasil perikanan ini bukanhanya memberikan manfaat bagi siswa SMKN 6, tetapi juga masyarakat sekitar. Produk olahan ikan yang dihasilkan mampu memberikan nilai tambah pada hasil tangkapan nelayan, sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Dengan adanya program ini, kami berharap siswa kami tidak hanya mampu bersaing di dunia kerja, tetapi juga bisa menciptakan peluang usaha sendiri. Ini sejalan dengan misi kami untuk mencetak generasi muda yang mandiri dan berdaya saing tinggi,” tambah Rosza.








