Tag: Bank Indonesia


  • Sebentar lagi Provinsi Lampung punya gubernur dan wakil gubernur baru, Mirza dan Jihan. Dipastikan pasangan ini bakal menghadapi ujian berat pada Semester I 2025 akibat pemangkasan Transfer Daerah dan anggaran Kementerian Lembaga yang sampai hari ini masih terus digodok oleh pemerintah pusat.

    Semester pertama 2025 adalah periode paling krusial, di mana publik akan menagih keberhasilannya setelah melewati 100 hari kerja.

    Publik akan menilai apakah Mirza-Jihan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di desa-desa berpotensi padi sawah yang disebut-sebut menjadi lokus utama pada 100 hari kerja.

    Publik juga akan menilai apakah pasangan kepala daerah yang menang telak pada Pilkada Serentak 2024 mampu menggerakan BUMDES yang diskenariokan dapat menjadi mesin penggerak perekonomian pedesaan.

    Asesmen Bank Indonesia

    Untuk mencapai itu, Bank Indonesia Perwakilan Lampung telah memberikan asesmen terkait langkah-langkah yang dapat dilakukan Pemprov Lampung dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2025.

    BI Lampung dalam asesmennya menyatakan agar pertumbuhan ekonomi Lampung dapat meningkat lebih tinggi diperlukan upaya sinergi dan koordinasi lebih kuat.

    BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2025 dapat meningkat dalam kisaran 4,6-5,3% (yoy).  Angka itu menggambarkan optimisme, meski bentangan kenaikkannya relatif tipis atau tidak berbeda jauh dibanding prakiraan tahun 2024.

    Untuk menjaga momentum tersebut, Bank Indonesia mengingatkan Pemprov Lampung untuk mewaspadai beberapa risiko yang berpotensi terjadi pada Triwulan I 2025. BI meminta Pemprov Lampung dan seluruh kabupaten/kota menyusun langkah-langkah mitigasi dalam menghadapi curah hujan tinggi dan ancaman bencana banjir yang telah terjadi pada awal tahun. Curah hujan yang tinggi dan bencana banjir berisiko tinggi menekan produksi pertanian.

    Pemerintah juga diingatkan untuk bersungguh-sungguh menjaga pemerataan distribusi belanja. Sebab, secara historis realisasi belanja APBD belum optimal pada Semester I. BI meminta Pemprov Lampung lebih banyak mendistribusikan belanja yang sifatnya produktif seperti belanja modal.

    Selain itu, BI juga mencermati penurunan kinerja ekspor komoditas unggulan sejalan dengan perbaikan produksi global.

    Kinerja Ekonomi Lampung

    BI melaporkan kinerja ekonomi Lampung pada Triwulan IV 2024 tumbuh 5,32% (yoy), meningkat dibandingkan realisasi Triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,81% (yoy).

    Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2024 adalah sebesar 4,57%(yoy). Angka ini relatif stabil dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 4,55% (yoy).

    Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Lampung yang lebih baik pada Tw IV 2024 utamanya didukung oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga (5,05%; yoy) seiring tingginya mobilitas pada momentum HBKN Nataru, serta keyakinan konsumen yang meningkat.

    Sementara itu, komponen permintaan lainnya, yakni konsumsi pemerintah (2,16%; yoy), investasi (0,34%; yoy) dan ekspor (12,31%; yoy) mengalami perlambatan seiring normalisasi belanja persiapan Pilkada dan penurunan investasi bangunan.

    Kinerja Ekspor

    Adapun dari sisi eksternal, meski melambat, kinerja ekspor Lampung pada Tw IV 2024 tetap kuat dengan tumbuh 12,31% (yoy) didorong oleh peningkatan ekspor kopi, CPO dan produk olahan buah.

    Dari sisi lapangan usahanya, pertumbuhan ekonomi Lampung yang lebih baik pada Tw IV 2024 utamanya didorong oleh peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan (14,16%; yoy) dan LU Pertanian (3,62%; yoy), serta tetap kuatnya kinerja LU Perdagangan (7,02%; yoy).

    Peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan didukung oleh kuatnya permintaan domestik dan global untuk produk makanan dan minuman. Peningkatan LU Pertanian sejalan dengan perbaikan produksi tanaman pangan terutama padi. Adapun kinerja LU Perdagangan tetap kuat sejalan dengan peningkatan kinerja penjualan kendaraan bermotor.

    Pendapatan dan Defisit Keuangan Daerah

    Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemprov Lampung masih belum mampu memaksimalkan pendapatan daerah, termasuk menemukan sumber pendapatan baru yang sah. Lampung masih menghadapi himpitan ruang fiskal yang telah menjadi ‘hantu’ menakutkan pada 2024, juga tahun-tahun sebelumnya.

    Perbintangan kegiatan akibat defisit anggaran merupakan keniscayaan. Tidak terelakkan, akibat koreksi/pemangkasan anggaran TKD dan K/L yang berkelindan dengan penerimaan pendapatan daerah yang berjalan lamban pada Semester I.

    Semoga Mirza-Jihan berhasil menjadi bintang dan sukses melewati 100 hari kerjanya. (*)



  • Seiring perkembangan zaman, muncul beragam inovasi teknologi yang dapat mengubah cara petani dalam melakukan pekerjaannya. Dulu, hasil pertanian hanya dapat dijual langsung di pasar tradisional. Kini, dengan aplikasi Tani Santri, petani dapat melelang hasil panennya secara online. 

    Pesawaran (Progres.co.id): APLIKASI Tani Santri lahir dari kolaborasi antara Bank Indonesia (BI) dan mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak (TRPL) Politeknik Negeri Lampung (Polinela). Aplikasi ini resmi diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi Lampung di Distribution Center Pondok Pesantren Minhadlul Ulum, Pesawaran, Senin (16/12/2024).

    Eko Win Kenali, Project Manager pengembangan Tani Santri, menjelaskan aplikasi ini dirancang sejak Juni 2024. “Kami mulai dari analisis kebutuhan pengguna, desain, pengkodean, hingga pengujian. Semua dilakukan secara bertahap dan terukur,” jelas Eko.

    Tak hanya itu, Eko juga menambahkan kalau timnya telah mengadakan bimbingan teknis (bimtek) untuk pengguna aplikasi pada awal November lalu. Menurutnya, pengembangan aplikasi ini menjadi bagian dari program teaching factory (Tefa) PoliSE yang ada di Prodi TRPL Polinela.

    “Berkat kolaborasi apik antara dosen dan mahasiswa, aplikasi ini bisa diselesaikan tepat waktu. Dukungan penuh dari semua pihak benar-benar jadi kunci keberhasilan kami,” imbuhnya.

    Rencananya, aplikasi Tani Santri akan mulai dioperasikan secara resmi pada awal 2025. Operasionalnya akan dikelola oleh tim distribution center pesantren dengan dukungan dari Prodi TRPL, yang bertugas memelihara dan terus memperbarui aplikasi ini agar tetap relevan dengan kebutuhan pengguna.

    Kepala BI Kantor Perwakilan Lampung, Junanto Herdiawan yang turut hadir dalam peluncuran aplikasi tersebut memberikan apresiasi tinggi terhadap hasil kerja Polinela. Menurutnya, aplikasi Tani Santri menjadi bukti nyata kontribusi pendidikan vokasi dalam mendukung sektor ekonomi.

    “Polinela sudah sering menjadi mitra kami dalam berbagai program kerja sama dan riset. SDM mereka—baik dosen, teknisi, maupun mahasiswa—sangat kompeten dan punya etos kerja tinggi. Kami percaya penuh pada mereka,” ujar Junanto seperti dikutip dari vokasi.kemdikbud.go.id.(*)