Sistem tanam legowo hadir sebagai solusi modern dalam meningkatkan produktivitas padi. Pola tanam yang memadukan efisiensi lahan dengan optimalisasi sinar matahari ini menawarkan hasil panen lebih tinggi dan kemudahan dalam perawatan, menjadikannya pilihan unggul bagi petani Indonesia.
(Progres.co.id): Sistem tanam jajar legowo, yang dikenal sebagai inovasi bercocok tanam padi untuk meningkatkan hasil panen, telah semakin luas diterapkan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Lampung. Pola tanam yang mengedepankan efisiensi lahan dan optimalisasi sinar matahari ini kini menjadi pilihan favorit petani, baik yang sudah lama menerapkannya maupun yang baru mencoba.
Pola tanam ini mengatur barisan tanaman padi dengan menyelingi dua atau lebih baris tanaman dengan satu baris kosong.
Istilah legowo berasal dari bahasa Jawa, di mana “lego” berarti luas dan “dowo” berarti memanjang. Kombinasi ini mencerminkan desain pola tanam yang memberikan ruang optimal bagi tanaman untuk tumbuh.
Dalam pekembangannya, banyak petani yang akhirnya menyingkat istilah Jajar Legowo ini menjadi ‘Jarwo’. Bahkan saat ini sudah banyak penyedia mesin tanam padi Jarwo Transplanter, yang mempercepat proses tanam dan mengatasi kelangkaan tenaga kerja tanam.
Mengenal Sistem Tanam Legowo
Sistem legowo mengatur barisan tanaman padi ke dalam unit-unit tertentu. Misalnya, jika satu unit terdiri dari dua baris tanaman dan satu baris kosong, maka pola ini disebut legowo 2:1. Begitu pula jika satu unit terdiri dari empat baris tanaman dan satu baris kosong, disebut legowo 4:1.
Keberadaan baris kosong ini memberikan banyak manfaat, seperti meningkatkan sirkulasi udara dan memaksimalkan penyerapan sinar matahari oleh tanaman. Selain itu, baris kosong dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti pembuatan parit dangkal yang berfungsi menekan keracunan besi, mengumpulkan keong mas, atau bahkan untuk budidaya ikan kecil.
Keunggulan Sistem Tanam Jajar Legowo

Sistem tanam legowo awalnya diterapkan untuk mengatasi tantangan seperti serangan hama, penyakit, atau keracunan besi. Namun, seiring waktu, sistem ini berkembang untuk meningkatkan hasil panen melalui penambahan populasi tanaman. Berikut adalah beberapa keunggulan sistem ini:
Maksimalisasi Penyerapan Sinar Matahari
Barisan kosong memungkinkan tanaman pinggir mendapatkan lebih banyak cahaya matahari, sehingga proses fotosintesis lebih optimal. Hal ini berujung pada peningkatan bobot gabah.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Sistem ini menciptakan lingkungan yang kurang disukai hama, seperti tikus, karena area yang lebih terbuka. Selain itu, kelembaban yang berkurang membantu menekan serangan penyakit.
Kemudahan Pemeliharaan
Barisan kosong mempermudah petani dalam pemupukan, penyiangan, serta pengendalian hama dan penyakit.
Peningkatan Populasi Tanaman
Pada legowo 2:1, populasi tanaman meningkat sekitar 30%, sedangkan legowo 4:1 dapat meningkatkan populasi hingga 60% dibandingkan pola tanam konvensional.
Potensi Integrasi Sistem Mina Padi
Barisan kosong dapat digunakan untuk mengembangkan sistem mina padi, yaitu kombinasi budidaya padi dengan ikan, atau bahkan integrasi dengan bebek (parlebek).
Penerapan Pola Tanam Legowo
Terdapat atu tipe pola legowo 2:1 dan dua tipe pola legowo 4:1 yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi kesuburan lahan.
Sistem tanam legowo 2:1
Sistem legowo 2:1, dapat menghasilkan populasi 213.300 rumpun per hektare dengan peningkatan populasi sekitar 33,31% dibandingkan pola tegel (25×25 cm). Pola ini ideal untuk diterapkan di berbagai kondisi lahan.
Lorong selebar 40 cm setiap dua barisan. Jarak antarbarisan 20 cm, jarak dalam barisan 10 cm.
Sistem tanam legowo 4:1
Tipe 1: Seluruh baris tanaman diberi tanaman sisipan, menghasilkan populasi hingga 256.000 rumpun per hektare. Pola ini cocok untuk lahan kurang subur karena mampu meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan ruang yang ada.
Tipe 2: Tanaman sisipan hanya diberikan pada barisan pinggir, menghasilkan populasi sekitar 170.667 rumpun per hektare. Pola ini cocok untuk lahan subur guna menghindari risiko kerebahan tanaman akibat kelebihan serapan hara.
Lorong selebar 40 cm setiap empat barisan. Jarak antarbarisan 20 cm, jarak dalam barisan 10 cm.
Jajar Legowo 6:1 dan 8:1

Selain itu ada juga dengan system 6:1 dan 8:1
Cara tanam adalah; setiap enam atau delapan baris, luangkan lorong selebar 40 cm. Jarak antarbarisan 20 cm, jarak dalam barisan 10 cm.
Dampak Positif pada Produktivitas
Menurut Sembiring (2001), sistem tanam legowo meningkatkan produktivitas padi hingga 10-15% dibandingkan pola tanam lainnya. Peningkatan ini disebabkan oleh:
- Peningkatan Aktivitas Fotosintesis: Ruang terbuka di antara barisan tanaman meningkatkan jumlah cahaya matahari yang masuk, sehingga produktivitas tanaman meningkat.
- Kemudahan Pengelolaan: Pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama menjadi lebih efektif dengan adanya barisan kosong.
- Peningkatan Populasi Tanaman: Sistem ini memungkinkan populasi tanaman lebih banyak tanpa mengorbankan kesehatan tanaman.
- Diversifikasi Usaha Tani: Barisan kosong membuka peluang bagi petani untuk mengintegrasikan budidaya ikan atau hewan lain, sehingga menambah sumber pendapatan.
Sistem tanam legowo menawarkan solusi efektif bagi petani untuk meningkatkan produktivitas padi. Dengan memaksimalkan penyerapan sinar matahari, mengurangi risiko hama dan penyakit, serta meningkatkan populasi tanaman, sistem ini menjadi pilihan cerdas dalam budidaya padi. Dengan perencanaan dan penerapan yang tepat, petani dapat merasakan manfaat ekonomi yang signifikan dari sistem tanam ini.

